Archive for Oktober 5th, 2009

Masakan Ibu

Posted on Oktober 5, 2009. Filed under: Uncategorized |

Tulisan ini terinspirasi dari status yang dibuat oleh Ibu Nani di Facebook pada tanggal 29 September 2009 yang lalu. Dalam statusnya itu dia menulis bahwa kedua anaknya minta dibuatkan masakan yang berbeda-beda sesuai dengan selera mereka. Suaminya juga punya permintaan sendiri.

Tapi semuanya itu cuma usul kepada seorang ibu dan seorang isteri. Akhirnya Ibu Nani memutuskan untuk menyediakan masakan yang kira-kira sesuai dengan selera semuanya, termasuk juga seleranya sendiri. Dia tahu pasti bahwa apapun yang dia masak akan dinikmati oleh anggota keluarganya. Itu pengalamannya selamanya ini. Permintaan mereka hanyalah sebatas hanya usul. Bukan sebuah ‘harga mati’.

Membaca status yang dibuat Ibu Nani, saya teringat pada keluarga saya sendiri. Setelah itu saya baru teringat bahwa pada hari itu kami sekeluarga mengenang meninggalnya ibu kami tercinta pada 23 tahun yang lalu.

Langsung saya membuat status sendiri yang bunyinya sebagai berikut: “MASAKAN IBU… Status bu Nani membuat saya ingat akan ibu saya.. Bagi saya masakannya paling enak di dunia.. Ke delapan anaknya tidak mungkin mencicipi masakannya lagi. Dia telah pergi untuk selamanya sejak 23 tahun yang lalu pada 29 Sept 1986 .. Mama.. We love you for ever..”

Ketika sedang menuliskan status tersebut, saya tidak henti-hentinya harus menahan emosi. Tak terasa air mata saya berlinang. Beberapa kali saya harus meninggalkan keyboard dan monitor komputer untuk menenangkan diri di ruang rapat. Pikiran saya menerawang ke suasana di rumah kami ketika kami masih kecil-kecil.

Keluarga Besar

Keluarga kami cukup besar yang terdiri dari delapan orang anak. Selain kami, ada juga dua orang saudara sepupu yang tinggal bersama kami. Orang tua kami membantu mereka agar lebih mudah untuk belajar. Di tempat tinggal mereka belum ada sekolah ketika itu. Dengan demikian jumlah anggota keluarga kami pada waktu itu mencapai dua belas orang.

Dapat dibayangkan betapa pusingnya ibu yang harus memikirkan masakan yang akan diberikan kepada kami semua. Tetapi, berkat kesadaran dari masing-masing anggota keluarga maka masakan yang dihidangkan itu selalu habis termakan. Semua orang menikmati makanan sambil tersenyum. Barangkali suasana ‘makan bersama’ ini merupakan salah satu faktor yang mendorong dan meningkatkan selera makan kami.

Mungkin karena kondisi yang ada di tempat tinggal kami waktu itu yang membuat kami bisa makan bersama. Suasana ‘makan bersama’ ini selalu terjadi, baik pada saat sarapan pagi, makan siang maupun makan malam. Jam kerja di kantor bagi para pegawai dan jam belajar di sekolah dibuat sama. Waktu masuk sekolah atau kerja dan waktu pulangnya selalu sama. Tidak ada satu pun anggota keluarga yang makan sendirian. Ketika pulang dari sekolah pun semuanya langsung kembali ke rumah.

Hal ini sangat berbeda dengan kenyataan yang saya alami ketika tinggal di Jakarta ini. Banyak keluarga yang tidak dapat makan bersama lagi. Sarapan pagi dilakukan sendiri-sendiri karena beda jam berangkat kerja atau ke sekolah. Orang tua harus berangkat ke tempat kerja pagi-pagi sekali ketika matahari belum terbit dan anak-anaknya masih tidur. Ketika mereka bangun tidur dan menyiapkan diri ke sekolah, semuanya dilakukan sendiri.

Makan siang pun demikian. Orang tua menikmati makan siangnya di tempat kerja masing-masing. Sedangkan anak-anak, terkadang makan siang di rumah. Terkadang juga mereka harus menikmati makan siangnya di kantin sekolah karena masih ada kegiatan ekstra kurikuler yang harus diikuti. Ketika makan malam pun demikian. Anak-anak harus menikmati makan malamnya sendiri. Orang tua baru tiba di rumah ketika anak-anaknya sudah tertidur.

Hal ini berlangsung demikian setiap hari dalam satu minggu. Kesempatan untuk makan bersama pun baru dapat dinikmati pada hari libur. Segala urusan di rumah diserahkan kepada pembantu rumah tangga.

Pindah Dapur

Kenyataan bahwa segala urusan rumah tangga hingga urusan masak-memasak yang diserahkan kepada pembantu rumah tangga ini berdampak besar pada ketrampilan para ibu dewasa ini. Barangkali kita tahu bahwa dewasa ini banyak ibu yang walaupun telah lama menikah dan anak-anaknya sudah besar-besar, ibu tersebut belum mahir memasak.

Akibatnya masakan yang disediakan oleh ibu tersebut tidak enak dan tidak mengundang selera makan. Anggota keluarga yang ada, baik anak-anak maupun suami ‘terpaksa’ menikmati hidangan ini. Mereka berusaha untuk menjaga perasaan sang ibu, maka mereka akan memakannya. Dengan demikian anggota keluarga tidak memberikan komentar negatif soal masakan tadi.

Orang bilang lidah itu tidak bertulang. Lidah seringkali dipakai untuk berbohong. Tapi, semua orang tahu bahwa lidah ini tidak pernah dan tidak mau diajak kompromi untuk satu. Dalam soal rasa lidah tidak mau berbohong. Tetapi, dalam situasi tertentu kita terpaksa harus ‘berbohong’ demi kebaikan dan tidak menyakiti hati orang lain.

Kondisi di mana para ibu kurang mahir memasak ini bukan tanpa alasan yang kuat. Sejak kecil anak-anak ini tidak pernah dilibatkan dalam urusan dapur. Semua kegiatan di dapur diserahkan kepada pembantu rumah tangga. Semua masakan disediakan oleh pembantu. Ibu dan anggota keluarga hanya menikmati saja.

Pembantu rumah tangga tersebut setiap hari harus bertanya pada majikannya, apa yang harus yang harus dimasak. Berdasarkan pesanan ini sang pembantu rumah tangga akan ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur keluarga ini.

Dengan demikian suasana rumah tangga akan berubah drastis manakala pembantu rumah tangga tidak ada di rumah. Misalnya, ketika dia harus pulang ke kampung halamannya pada hari raya Lebaran, atau keperluan lainnya.

Pada saat itu, dapur keluarga ini akan pindah ke rumah makan ‘Padang’, restoran, kafe dan rumah makan siap saji. Mereka harus membeli kebutuhan makan mereka dari tempat-tempat itu.

Bahkan sudah menjadi suatu hal yang lumrah bahwa banyak keluarga pada saat liburan hari raya Lebaran memilih lebih baik berwisata ke tempat lain dan tinggal di hotel. Dengan demikian mereka tidak direpotkan dengan segala urusan masak-memasak.

Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ketidak-hadiran sang pembantu rumah tangga ini pun akan melonjak dan berlipat-lipat. Bagi keluarga yang mampu secara finansial, biaya yang dikeluarkan ini barangkali tidak berarti apa-apa.

Lambang Cinta

Pada hal ada suatu nilai yang lebih berarti dibandingkan dengan uang yang dibelanjakan. Kalau yang memasak adalah seorang isteri atau ibu, maka akan terjalin hubungn batin, baik antara suami dan isteri, maupun antara anak dan ibunya.

Ketika sedang menikmati santapan yang dimasak tersebut, mereka akan ingat akan isteri atau ibu mereka. Ibu yang telah berjuang dengan susah-payah untuk menghasilkan masakan yang demikian lezat, sehat dan bergizi. Di sinilah akan terasa ikatan batin dan cinta yang terjalin erat dalam keluarga tersebut.

Seorang ibu akan senang dan tersenyum bila melihat anggota keluarganya menikmati santapan yang disajikannya itu dengan lahap dan ceria. Semua masakannya dinikmati sampai habis tidak ada yang tersisa lagi. Hati ibu akan berbunga-bunga bila dia menerima pujian dan ucapan terima kasih atas masakan yang disediakannya.

Bagi kita semua, masakan ibu pasti nomor satu. Tidak ada duanya di dunia. Kita akan mengenangnya sepanjang hayat kita.

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

    Tentang

    “AKU DAN DUNIAKU” adalah sebuah weblog dari WordPress.com yang ditulis oleh LAURENS DASION. Sebagai penulis blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pandangan dengan para pembaca tentang apa yang dilihat dan dirasakan dalam hidup ini. Selamat menikmati dan semoga bermanfaat…!!!

    RSS

    Subscribe Via RSS

    • Subscribe with Bloglines
    • Add your feed to Newsburst from CNET News.com
    • Subscribe in Google Reader
    • Add to My Yahoo!
    • Subscribe in NewsGator Online
    • The latest comments to all posts in RSS

    Meta

  • Oktober 2009
    M S S R K J S
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    25262728293031
  • Arsip

  • Komentar Terbaru

    laurens dasion pada Hidup Ini Sungguh Indah
    Ana pada Hidup Ini Sungguh Indah
    laurens dasion pada Jalan Terbaik
    laurens dasion pada Jalan Terbaik
    Anisa pada Jalan Terbaik
  • Top Clicks

    • Tidak ada
  • Kategori

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...