Archive for Oktober 26th, 2009

Ibu Yang Tangguh

Posted on Oktober 26, 2009. Filed under: Uncategorized |

Sebagaimana biasa, di sela-sela pekerjaan rutin di kantor, saya juga menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan para sahabatku di Facebook. Suatu siang ketika sedang membaca status-status yang ada mata saya tertarik pada sebuah status yang dibuat oleh ibu Mita. “Wah.. Kurang ajar sekali orang itu. Main serobot saja. Sudah tahu lampu merah sedang menyala, dia main masuk saja dengan mobilnya. Akibatnya, lalulintas jadi semrawut dan macet. Mentang-mentang aparat ya..?? Apakah dia tidak sadar bahwa dia memakai seragam..?? Apa tidak malu..??”, begitu tulisnya.

Pada waktu itu, bu Mita sedang mengendarai mobilnya dalam perjalanan ke sekolah anaknya untuk mengantar makan siang bagi anak-anaknya. Hari itu ada pelajaran tambahan (ekstra kurikuler) bagi anak-anaknya.

Dalam sekejap, tulisannya itu mendapat banyak sekali banyak tanggapan dari teman-temannya. Ada yang menghibur bu Mita agar sabar. Ada lagi yang memanas-manasi. Banyak juga yang jatuh kasihan.

Jawabnya: “Bayangkan.. Saya harus buru-buru mengantar anak-anak ke sekolah. Sekarang sudah jam 12.15 WIB sebentar lagi anak-anak harus makan siang. Saya tidak boleh terlambat. Daerah tempat tinggal saya ini melewati sebuah pasar yang rawan macet pada pagi hari hingga malam hari”.

Keluhan bu Mita itu memang beralasan. Dia dan keluarganya tinggal di daerah Cibinong yang berdekatan dengan pasar. Daerah ini sudah terkenal karena lalulintasnya yang rawan macet. Kemacetan di daerah ini terjadi hampir sepanjang hari. Tidak mengenal siang atau malam. Hal ini disebabkan karena banyaknya kendaraan angkutan umum (angkot) yang tidak mematuhi aturan lalu lintas.

Rawan Macet

Jumlah angkot ini barang kali tidak sebanding lagi dengan jumlah penumpang yang ada. Di mana-mana kelihatan bahwa angkot sangat sepi penumpang. Banyak anggota masyarakat telah menggunakan sepeda motor yang lebih fleksibel dengan biaya yang murah. Dengan demikian, para supir ini terpaksa harus berlama-lama menunggu penumpang alias ‘ngetem’ agar bisa memperoleh banyak penumpang untuk mencapai jumlah setoran yang diwajibkan.

Selain itu, jalan raya di dekat pasar Cibinong ini biasanya penuh dengan pedagang kaki lima. Banyak sekali pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar sebagai tempatnya berjualan. Trotoar ini dibangun dengan tujuan yang sebenarnya untuk pejalan kaki. Barang-barang dagangan berupa barang-barang klontong dan pakaian, serta sayur-sayuran dan buah-buahan diletakkan di sana. Dengan demikian, pejalan kaki harus berjalan di badan jalan. Jelas sekali bahwa hal ini akan mengganggu kelancaran lalu-lintas di sana.

Ternyata bu Mita ini memang sangat tangguh. Dia sudah terbiasa mandiri. Sebenarnya dia tidak perlu bersusah-payah sedemikian. Suaminya sendiri merupakan seorang pejabat di sebuah media cetak yang terkenal dengan posisi yang lumayan bagus. Sebenarnya dia tidak perlu menyetir sendiri mobilnya. Dengan penghasilan yang lebih dari cukup, keluarga ini bisa saja mengupahi seorang supir yang khusus melayani ibu dan anak-anaknya. Supir yang bisa membawa majikan perempuannya ke pasar, salon dan ke mall sesuai kebutuhan. Supir juga bisa digunakan untuk mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.

Dengan adanya perubahan jam sekolah, di mana pelajaran dimulai pada pukul 06.30 WIB maka arus lalulintas juga mengalami perubahan. Biasanya pada pukul 06.00 WIB jalan raya ini masih lumayan sepi. Tetapi dewasa ini situasinya telah banyak berubah. Jalan raya ini menjadi sangat ramai pada jam-jam itu. Kendaraan umum seperti angkot dan bis kota, mobil pribadi dan sepeda motor seolah-olah berlomba di jalan.

Perubahan ini juga berdampak pada jam tidur anak-anak sekolah. Bu Mita harus membangunkan anak-anaknya pada dini hari pada pukul 05.00 WIB. Setelah mereka bangun dari tidur, bu Mita harus memandikan dan memberikan mereka sarapan pagi. Tidak itu saja. Dia juga harus membantu mereka untuk berpakaian. Semuanya itu dilakukannya sendiri tanpa bantuan seorang pembantu rumah tangga (PRT).

Ketika anak-anak itu sedang menikmati sarapannya, suami bu Mita dan supirnya menyiapkan kendaraan yang akan dia gunakan untuk mengantar mereka ke sekolah. Pada pukul 05.30 WIB mereka harus siap-siap berangkat dari rumahnya agar tidak terjebak dalam kemacetan. Suaminya tidak bisa melewati jalan ini untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah. Bila melewati jalan ini, maka suaminya akan terlambat tiba di kantor. Suami dan supirnya lebih memilih melewati jalan tol yang lebih lancar.

Mall dan Cafe

Setelah mengatar anak-anaknya ke sekolah, bu Mita ke pasar untuk membeli lauk-pauk makan siang dan malam keluarga tersebut. Kebetulan sekarang di daerah Cibinong ini telah dibangun sebuah mall yang cukup besar dan lengkap, sehingga bu Mita dapat berbelanja di sana. Dia tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mencari-cari barang-barang keperluannya.

Memang kehadiran mall seperti ini sangat membantu sekali bagi ibu-ibu yang tidak banyak memiliki waktu luang. Setelah menemukan dan membeli barang-barang yang dibutuhkan dengan mudah, bu Mita harus segera kembali ke rumahnya untuk memasak makanan bagi keluarganya. Dengan demikian dia tidak bisa berleha-leha apalagi harus nongkrong di café yang ada dalam mall tersebut sebagaimana dilakukan oleh banyak ibu-ibu dewasa ini.

Ibu-ibu ini seringkali menghabiskan banyak waktunya di mall-mall bersama teman-temannya. Sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia di sana, mereka kelihatan asyik sekali dengan hand phone di tangan masing-masing. Pemandangan ini sudah sangat lazim terlihat di mana-mana. Bila ada sekelompok orang duduk-duduk di restoran atau café, mereka tidak bercengkerama atau berbincang satu dengan yang lain. Mereka akan sibuk sendiri dengan menelpon atau membaca dan mengirim sms melalui hand phonenya.

Setelah memasak dan membersihkan rumah, dia akan kembali lagi ke sekolah anak-anaknya untuk menjemput mereka. Di sekolah ini dia bisa ‘beristirahat’ barang sejenak sambil bercengkerama dengan banyak ibu-ibu lainnya yang sedang menunggu anak-anaknya juga. Di sini mereka akan saling bertukar informasi mengenai keadaan dan kondisi pendidikan anak-anak mereka.

Tentu saja hal ini sangat bermanfaat karena mereka akan saling mengenal satu sama lain. Hal ini yang mendorong teman-temanya untuk mengangkat bu Mita sebagai Ketua POMG di sekolah tersebut. Setelah anak-anaknya keluar, maka dia akan mengantarkan mereka kembali ke rumah untuk makan siang bersama.

Supir

Namun, pada hari-hari tertentu bu Mita tidak bisa segera membawa anak-anaknya pulang ke rumah setelah jam sekolah usai. Pada hari-hari itu anak-anaknya akan melakukan kegiatan ekstra kurikuler. Hal ini berarti bu Mita harus membawakan makan siang mereka ke sekolah. Mereka akan menikmati makan siang itu bersama-sama di sekolah juga. Dia akan menunggu lagi anak-anak ini hingga mereka selesai kegiatan ekstra kurikuler ini.

Ketika kembali ke rumah dan anak-anak beristirahat, bu Mita masih meneruskan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga untuk mencuci dan menyetrika pakaian. Hingga ketika anak-anaknya bangun dari tidur siang, dia akan membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang dibawa mereka dari sekolah.

Semua kegiatan harian ini dilakukan dengan penuh kesabaran dan keceriaan. Hal ini terbaca dari status yang dibuat oleh bu Mita sepanjang hari itu. Dia tidak pernah mengeluh. Teman-temannya mengatakan bu Mita bagaikan “superwoman”. Orang bilang ‘gak ada matinye”.

Baginya berkumpul dan bersosialisasi dengan teman-teman mendatangkan banyak manfaat. Manfaat bagi dirinya, anak-anaknya dan juga bagi sekolah itu. Selain itu kesempatan itu merupakan sebuah hiburan yang sangat positif yang memiliki nilai tersendiri.

Memang dia mengakui sendiri, bila ada waktu dia akan tetap berkomunikasi dengan sahabat-sahabatnya melalui media Facebook. Tetapi, bila sedang sibuk, maka dia akan ‘memutuskan’ hubungannya dengan sahabat-sahabatnya agar konsentrasi penuh pada pekerjaannya.

Selain itu, bu Mita juga memiliki kemauan keras untuk mandiri. Walaupun diberikan berbagai fasilitas, dia ingin mengerjakannya itu sendiri sesuai dengan kemampuannya. Termasuk menjadi supir untuk mengantar dan menjemput anak-anaknya ke dan dari sekolah.

Selamat bertugas bu Mita.. GBU.. !!

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

    Tentang

    “AKU DAN DUNIAKU” adalah sebuah weblog dari WordPress.com yang ditulis oleh LAURENS DASION. Sebagai penulis blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pandangan dengan para pembaca tentang apa yang dilihat dan dirasakan dalam hidup ini. Selamat menikmati dan semoga bermanfaat…!!!

    RSS

    Subscribe Via RSS

    • Subscribe with Bloglines
    • Add your feed to Newsburst from CNET News.com
    • Subscribe in Google Reader
    • Add to My Yahoo!
    • Subscribe in NewsGator Online
    • The latest comments to all posts in RSS

    Meta

  • Oktober 2009
    M S S R K J S
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    25262728293031
  • Arsip

  • Komentar Terbaru

    laurens dasion pada Hidup Ini Sungguh Indah
    Ana pada Hidup Ini Sungguh Indah
    laurens dasion pada Jalan Terbaik
    laurens dasion pada Jalan Terbaik
    Anisa pada Jalan Terbaik
  • Top Clicks

    • Tidak ada
  • Kategori

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...